CANDI PRAMBANAN BAGIAN DARI
PENINGGALAN SEJARAH DAN MERUPAKAN SARANA PENINGKATAN ILMU PENGETAHUAN
PAPER
DI
AJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN MENGIKUTI UAMBN/UN
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 METRO
Disusun
Oleh:
NAMA : AFNI
SEPTIYA FITRI
NISN : 9958275732
JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM
(IPA)
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2
METRO
Jl.
Ki Hajar Dewantara No. 110 Kampus 15A ( (0725) 45963
Kota
Metro
TAHUN
2012
HALAMAN
PENGESAHAN
Nomor
: MA.h/pp.00.6/ /2012
Kepala Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 2 Metro beserta
pembimbing dalam penyusunan
paper ini setelah mengadakan
perbaikan dan penelitian
seperlunya :
NAMA : Afni Septiya Fitri
NISN : 9958275732
Kelas/Jurusan :
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/Tanggal :
November 2012
Judul Paper : Candi
Prambanan Bagian Dari
Peninggalan Sejarah Dan
Merupakan Sarana Peningkatan
Ilmu Pengetahuan.
Kami menerima
dan mengesahkan paper
tersebut, untuk melengkapi
dan memenuhi syarat
mengikuti UAMBN/UN pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.
Metro,
Mengetahui Pembimbing
Kepala MAN 2 Metro
Drs. H. Moch Yamin, S.Pd, M.Pd. I Suhardi, S.Pd.M.P. Fis
NIP. 195512101980031004 NIP. 197801092005011003
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga
penyusunan paper ini
dapat terselesaikan.
Dalam penulisan
paper ini tentunya
masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik
dan saran dari semua
pihak yang bersifat
membangun guna menuju
kesempurnaan paper ini.
Pada
kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. H. Moch Yamin, selaku
Kepala Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) 2 Metro.
2. Bapak Suhardi,
selaku pembimbing dalam
penyusunan paper ini.
3. Bapak dan Ibu
guru serta pihak
yang telah member
motivasi kepada penulis.
4. Kedua orang
tua beserta keluarga
yang selalu member dukungan
sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan paper
ini dengan baik.
Akhir kata
penulis mengucapkan semoga
paper ini dapat berguna sebagai
pembantu memberikan wawasan
tentang keadaan candi
prambanan yang telah di
kunjungi dalam perjalanan
study tour dan bermanfaat
bagi masyarakat pada
umumnya dan bagi
penulis khususnya.Amin
Metro, 2012
Penulis
Afni Septiya Fitri
NISN.9958275732
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Dan Kegiatan Penelitian
D. Sistematika
Pembahasan
BAB
II. LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Keadaan
Lokasi
B. Landasan
Kegiatan Penelitian Jenis-Jenis Kegiatan Penelitian
C. Pelaksanaan
Penelitian (08-13 Juni 2012)
D. Pembahasan
BAB
III. KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
C.
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT
HIDUP
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Objek wisata
yang ada di
Indonesia, khususnya di
pulau jawa merupakan
suatu wahana yang
berperan sangat penting
untuk menjadi bekal
peserta didik yang
berguna untuk menambah
wawasan dan pengetahuan
baru di samping
ilmu pengetahuan yang
selama ini di
peroleh di bangku
sekolah.
Objek wisata yang
di observasi oleh
siswa-siswi merupakan kekayaan
hayati maupun sebagai
peninggalan sejarah bangsa
Indonesia. Salah satu
objek tersebut seperti
candi prambanan yang
mengenalkan kepada generasi
muda tentang gambaran
dan keanekaragaman budaya
yang di miliki
oleh negeri kita
dan seluruh wilayah
Indonesia.
Berdasarkan kenyataan itulah
MAN 2 Metro membuat program
kegiatan study tour
yang di laksanakan
setiap akhir tahun
pelajaran untuk siswa
kelas XI menjelang
kenaikan kelas XII
dengan harapan dapat
memberi motivasi belajar,
menambah cakrawala berfikir
bagi siswa dalam
rangka membuat paper
sebagai persyaratan mengikuti
Ujian Nasional maupun
Ujian Madrasah, sekaligus
sebagai refreshing supaya
tidak bosan dengan
kegiatan yang berada
di dalam lingkungan
sekolah.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang, penulis dapat
merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan
lokasi candi prambanan ?
2. Bagaimana sejarah
tentang candi prambanan ?
3. Nilai apa
yang terkandung dalam
candi prambanan ?
C. Tujuan dan
Kegunaan Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui
sejarah, peristiwa dan
benda-benda yang ada
di candi prambanan
sebagai sarana peningkatan
ilmu pengetahuan.
2. Untuk menambah
wawasan dan pengetahuan
bagi siswa-siswi MAN 2 Metro.
3. Untuk mengetahui
peranan candi prambanan
sebagai tempat bersejarah
di Indonesia bagi
pelajar.
D.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah
penyusunan paper ini,
maka penulis akan
mencantumkan sistematika pembahasan.
Adapun sistem pembahasannya
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab
ini berisi tentang
latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan
penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II LAPORAN
HASIL PENELITIAN
Dalam bab
ini berisi tentang
keadaan lokasi, landasan kegiatan
penelitian, jenis-jenis-jenis
kegiatan penelitian,
pelaksanaan penelitian.
BAB
III KESIMPULAN SARAN
DAN PENUTUP
Dalam bab
ini berisi tentang
kesimpulan, saran-saran dan penutup. Pada
bagian akhir dari
paper ini dilengkapi
dengan lampiran-lampiran yaitu
daftar pustaka dan
daftar riwayat hidup.
BAB II
LAPORAN
HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Lokasi
Candi Prambanan
atau yang sering
disebut dengan candi Loro Jonggrang
terletak di desa Prambanan yang
wilayahnya dibagi antara
kabupaten Sleman dan Klaten, letaknya
persis
diperbatasan propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan
propinsi Jawa Tengah, kurang lebih
17 km ke arah
timur dari kota
Yogyakarta atau kurang
lebih 53 km sebelah barat
Solo. Komplek Percandian
Prambanan ini masuk
kedalam 2 wilayah
yakni komplek bagian
barat masuk wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta
dan bagian timur
masuk wilayah provinsi
Jawa Tengah.
Percandian Prambanan
berdiri disebelah timur
Sungai Opak kurang
lebih 200 m sebelah
utara Jl. Raya Yogya-Solo.
Gugusan candi ini
dinamakan Prambanan karena
terletak di daerah
Prambanan. Nama Loro
Jonggrang berkaitan dengan
legenda yang menceritakan
tentang seorang dara
yang jonggrang atau
gadis jangkung putri
Prabu Boko.
B.
Landasan Kegiatan
Penelitian
Berdasarkan surat
tugas nomor :
MA.08.05/pp.00.6/ /2012 dan
persetujuan bapak Kanwil Depag provinsi
Lampung serta dalam
rangka memantapkan dan
meningkatkan pelayanan pendidik
dan menambah pengalaman
dan wawasan para
siswa/siswi kelas XII MAN
2 Metro.
C.
Jenis-jenis kegiatan
penelitian
Dalam kegiatan
ini penulis melihat
dan mengamati benda-benda
bersejarah yang ada
di candi Prambanan.
Oleh karena itu
Penulis memilih objek candi prambanan
untuk mengamati bagaimana
sejarah candi prambanan
dan berbagai peristiwa
yang sangat menarik
untuk dipelajari.
D.
Pelaksanaan penelitian
Penulis melakukan
karya wisata pada
tanggal 08 juni
2012 s/d 13
juni 2012. Penulis
memilih candi prambanan
sebagai objek penelitian
karena menarik untuk
diamati. Penulis melaksanakan
penelitian di candi
prambanan pada tanggal
11 juni 2012,
penulis memperoleh hasil
penelitian seperti sejarah
tentang candi prambanan,
peristiwa kontemporer yang
dilakukan di kompleks
candi Prambanan.
E.
Pembahasan
1. Sejarah
Candi Prambanan
adalah kelompok percandian
Hindu terbesar di
Indonesia yang dibangun
pada abad ke-9
M. candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti,
Tiga Dewa utama Hindu yaitu Dewa Siwa sebagai Dewa
Pemusnah, Dewa Brahma
sebagai Dewa Pencipta,
dan Dewa Wisnu sebagai Dewa
Pemelihara. Berdasarkan Prasati
Siwargha nama asli
kompleks candi ini
adalah Siwargha (bahasa
Sansekerta yang berarti
Rumah Siwa), dan
memang di Garbagriha
(ruang utama) candi
ini bersemayam Arca
Siwa Mahadewa setinggi
3 meter yang
menunjukkan bahwa di
candi ini Dewa
Siwa lebih diutamakan.
Beberapa sejarawan lama
menduga bahwa pembangunan
Candi Prambanan ini
untuk menandai kembali
berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal
ini terkait teori
wangsa kembar berbeda
keyakinan yang saling
bersaing, yaitu Wangsa
Sanjaya dan penganut
Hindu dan Wangsa
Sailendra penganut Budha.
dengan dibangunnya candi
ini menandai bahwa Hinduisme aliran
siwa kembali mendapat
dukungan dari keluarga
kerajaan, setelah sebelumnya
Wangsa Sailendra cenderung
lebih mendukung Budha
aliran Mahayana.
Ditemukannya
nama Pikatan pada
candi utama yaitu
pada Prasasti Siwargrha
ini menimbulkan pendapat
bahwa candi ini
di bangun oleh
Rakai Pikatan yang
kemudian diselesaikan Rakai
Balitung maha sambu
berdasarkan prasasti berangka
tahun 856 M “Prasasti
Siwargrha” sebagai manifest
politik untuk meneguhkan
kedudukannya sebagai raja
yang besar. Dalam
prasasti ini juga
disebutkan bahwa saat
pembangunan Candi Siwargha
tengah berlangsung, dilakukan
juga pekerjaan umum
perubahan tata air
untuk memindahkan aliran
sungai di dekat
candi ini, sungai
yang dimaksud adalah
Sungai Opak yang
mengalir dari Utara ke Selatan sepanjang
sisi Barat kompleks
Candi Prambanan. Sejarawan
menduga bahwa sesungguhnya
aliran sungai ini
berbelok melengkung ke
arah Timur, dan
dianggap terlalu dekat
dengan candi sehingga
erosi sungai dapat
membahayakan konstruksi candi.
proyek tata air
ini dilakukan dengan
membuat sodetan sungai
baru yang memotong
lengkung sungai dengan
poros Utara-Selatan sepanjang
dinding Barat di
luar kompleks candi.
bekas aliran sungai
asli kemudian ditimbun
untuk memberikan lahan
yang lebih luas
bagi pembangunan deretan
Candi Perwara (Candi
Pengawal atau Candi
Pendamping).
Beberapa Arkeolog
berpendapat bahwa Arca
Siwa di Garbagriha
dalam Candi Siwa sebagai candi
utama merupakan arca
perwujudan Raja Balitung
sebagai arca pedharmaan
anumerta beliau. Kompleks
bangunan ini secara
berkala terus disempurnakan
oleh raja-raja Medang
Mataram berikutnya, seperti
Raja Daksa dan Tulodong, dan
diperluas dengan membangun
ratusan candi tambahan
di sekitar candi
utama. Karena kemegahan
candi ini, candi
prambanan berfungsi sebagai
candi agung Kerajaan
Mataram, tempat digelarnya
berbagai upacara penting
kerajaan. Pada masa
puncak kejayaannya, sejarawan
menduga bahwa ratusan
Pendeta Brahmana dan
murid-muridnya berkumpul dan
menghuni pelataran luar
candi ini untuk
mempelajari Kitab Weda dan melaksanakan
berbagai ritual dan
upacara Hindu, sementara
pusat kerajaan atau
keraton Kerajaan Mataram
diduga terletak di
suatu tempat di
dekat prambanan di Dataran Kewu.
2. Ditelantarkan dan
penemuan kembali
Sekitar tahun
930-an, Ibukota kerajaan
berpindah ke Jawa
Timur oleh Mpu
Sendok yang mendirikan
Wangsa Isyana. Penyebab
berpindahnya pusat kekuasaan
ini tidak diketahui
secara pasti, akan
tetapi sangat mungkin
disebabkan oleh letusan
hebat Gunung Merapi
yang menjulang sekitar
20 km di Utara
candi
prambanan. Kemungkinan penyebab
lainnya adalah peperangan
dan perebutan kekuasaan.
Setelah perpindahan ibukota,
candi prambanan mulai
terlantar dan tidak
terawatt, sehingga pelan-pelan
candi ini mulai
rusak dan runtuh.
Bangunan candi ini
diduga benar-benar runtuh
akibat Gempa Bumi hebat pada
abad ke-16, meskipun
tidak lagi menjadi
pusat keagamaan dan
ibadah umat hindu,
candi ini masih
dikenali dan diketahui
keberadaannya oleh warga Jawa yang
menghuni desa sekitar.
Setelah perpecahan Kesultanan
Mataram pada tahun
1755, reruntuhan candi
dan Sungai Opak di dekatnya
menjadi tanda pembatas
antara wilayah Kesultanan
Yogyakarta dan Kesunanan
Surakarta (Solo).
Penduduk lokal
warga Jawa sudah
mengetahui keberadaan candi
ini. Akan tetapi
mereka tidak tahu
latar belakang sejarah
sesungguhnya, siapakah raja
dan kerajaan apa
yang telah membangun
candi ini. Pada
tahun 1733, candi
ini ditemukan oleh Ca. Lons seorang berkebangsaan
Belanda. Candi ini
menarik perhatian dunia
ketika pada masa
pendudukan Britania atas Jawa. Ketika
itu Colin Mackenzie,
seorang surveyor bawahan
Sir Thomas Stamford
Raffles, menemukan candi
ini. Meskipun Sir Thomas kemudian
memerintahkan penyelidikan lebih
lanjut, reruntuhan candi
ini tetap terlantar
hingga berpuluh-puluh tahun.
Penggalian tak serius
dilakukan sepanjang 1880-an
yang menyuburkan praktek
penjarahan ukiran dan
batu candi. kemudian
pada tahun 1855 Jam Willem
Ijzerman mulai membersihkan
dan memindahkan beberapa
batu dan tanah
dari bilik candi.
beberapa saat kemudian
Isaac Groneman melakukan
pembongkaran besar-besaran dan
batu-batu candi tersebut
ditumpuk secara sembarangan
di sepanjang Sungai
Opak. Arca-arca dan
relief candi diambil
oleh warga belanda
dan dijadikan hiasan
taman, sementara warga
pribumi menggunakan batu
candi untuk bahan
bangunan dan pondasi
rumah.
3. Pemugaran
Pemugaran dimulai
pada tahun 1918,
akan tetapi upaya
serius yang sesungguhnya
dimulai pada tahun
1930-an. Pada tahun
1902-1903, Theodoor Van
Erp memelihara bagian
yang rawan runtuh.
Pada tahun 1918-1926,
dilanjutkan oleh Jawatan
Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di
bawah P.J. Perquin
dengan cara yang
lebih sistematis sesuai
kaidah arkeologi. Sebagaimana
diketahui para pendahulunya
melakukan pemindahan dan
pembongkaran beribu-ribu batu
secara sembarangan tanpa
memikirkan adanya usaha
pemugaran kembali. Pada
tahun 1926 dilanjutkan
De Han hingga
akhir hayatnya pada
tahun 1930. Pada
tahun 1931 digantikan
oleh Ir. V. R.
Van Romondt hingga
pada tahun 1942
dan kemudian diserahkan
kepemimpinan renovasi itu
kepada Putra Indonesia
dan itu berlanjut
hingga tahun 1993.
Pada tanggal
20 Desember 1953
pemugaran candi induk
secara resmi dinyatakan
selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai
Presiden Indonesia Pertama.
Kemudian dilanjutkan dengan
pemugaran Candi Brahma
Dan Candi Wisnu.
Candi Brahma dipugar
mulai tahun 1977
dan selesai serta
diresmikan pada tanggal
23 Maret 1987, sedangkan Candi
Wisnu mulai dipugar
pada tahun 1982,
selesai dan diresmikan
oleh Bapak Presiden
Soeharto pada tanggal
27 April 1991.
Kini, beberapa bagian
candi prambanan tengah
direnovasi untuk memperbaiki
kerusakan akibat gempa
Yogyakarta 2006 lalu,
gempa ini telah
merusak sejumlah bangunan
dan patung.
4. Deskripsi bangunan
Kompleks percandian
prambanan terdiri atas
tiga zona, yaitu
zona bawah, zona
tengah, dan zona
atas yang semakin
ke arah dalam
maka semakin tinggi
letaknya. Berturut-turut luasnya
390 m2, 222 m2, dan
110 m2. Zona
bawah tidak berisi
apapun, zona tengah
terdapat reruntuhan candi-candi
perwara, apabila semua
candi perwara direnovasi
maka akan ada
224 buah candi
yang ukurannya sama
yaitu luas dasar
6 m2, dan
tingginya 14 m.
zona atas adalah
zona terpenting yang
diatasnya berdiri 16
candi besar dan
kecil. Pintu masuk
ke kompleks bangunan
ini terdapat di
keempat arah penjuru
mata angin, akan
tetapi arah hadap
bangunan ini adalah
ke arah Timur,
maka pintu masuk
utama candi ini
adalah gerbang Timur.
Kompleks candi prambanan
terdiri dari:
a. 3 Candi
Trimurti : Candi Siwa,
Candi Wisnu, Dan
Candi Brahma.
b. 3 Candi
Wahana : Candi Nandi,
Candi Garuda, Dan
Candi Angsa.
c. 2 Candi
Apit : terletak antara
barisan candi-candi Trimurti
dan candi-candi Wahana
di sisi Utara
dan Selatan.
d. 4 Candi
Kelir : terletak di
empat penjuru mata
angin tepat di
balik pintu masuk
halaman dalam atau
zona inti.
e. 4 Candi
Patok : terletak di
empat sudut halaman
dalam atau zona
inti.
f. 224 Candi
Perwara : tersusun dalam
empat barisan konsentris
dengan jumlah candi
dari barisan terdalam
hingga terluar : 44,
52, 60, 68.
Aslinya terdapat
240 candi besar
dan kecil di
kompleks Candi Prambanan.
Tetapi kini hanya tersisa
18 candi, yaitu
8 Candi Utama,
8 candi kecil
di zona inti,
dan 2 Candi
Perwara. Banyak Candi
Perwara yang belum
dipugar, dari 224 Candi Perwara
hanya 2 yang
telah dipugar, dan
yang tersisa hanya
tumpukan batu yang
berserakan. Penampang denah Candi Prambanan
adalah berdasarkan lahan
bujur sangkar yang
terdiri atas tiga
bagian atau zona,
masing-masing halaman zona
ini dibatasi tembok
Batu Andesit. Zona
terluar ditandai dengan
pagar Bujur Sangkar
yang masing-masing sisinya
sepanjang 390 m,
dengan orientasi Timur Laut-Barat Daya.
Kecuali gerbang Selatan
yang masih tersisa,
bagian gerbang lain
dan dinding candi
ini sudah banyak
yang hilang. Fungsi
dari halaman luar
ini secara pasti
belum diketahui, kemungkinan
adalah lahan taman
suci atau kompleks
asrama brahmana dan
murid-muridnya. Mungkin dulu
bangunan yang berdiri
di halaman luar
ini terbuat dari
bahan kayu, sehingga
sudah lapuk dan
musnah tak tersisa.
5. Kompleks candi
1) Candi Siwa
Candi dengan
luas dasar 34 m2, dan
tinggi 47 m
ini adalah candi
yang terbesar dan
terpenting. Dinamakan Candi
Siwa karena adanya
Arca Siwa Mahadewa
yang merupakan arca
terbesar. Bangunan ini
dibagi atas tiga
bagian secara vertical,
yaitu kaki, tubuh, dan
kepala/atap. Kaki candi
menggambarkan “Dunia Bawah”
tempat manusia yang
masih diliputi hawa
nafsu, tubuh candi
menggambarkan “Dunia Tengah”
tempat manusia yang
telah meninggalkan keduniawian,
dan atap menggambarkan
“Dunia Atas” yaitu
tempat para dewa.
Gambar kosmos Nampak
pula dengan adanya
arca dewa dan
makhluk-makhluk lainnya yang
menggambarkan Gunung Mahameru.
Candi Prambanan merupakan
replika gunung itu
terbukti dengan adanya
arca-arca Dewa Lokapala
yang terpahat pada
kaki Candi Siwa.
Puncak mastaka atau
kemuncak candi ini
dimahkotai modifikasi bentuk
Wajra yang melambangkan
intan atau halilintar.
Bentuk wajra ini
merupakan versi Hindu
sandingan dari stupa
yang ditemukan pada
kemuncak Candi Budha.
Candi Siwa dikelilingi
lorong galeri yang
dihiasi relief yang
menceritakan kisah Ramayana,
terukir di dinding
dalam pada pagar
langkan. Di atas
pagar langkan ini
dipagari jajaran kemuncak
yang juga berbentuk
Wajra. Untuk mengikuti
kisah secara urutannya,
pengunjung harus masuk
dari sisi timur,
lalu melakukan Pradakshina
yaitu berputar mengelilingi
candi sesuai arah
jarum jam. Kisah
Ramayana ini dilanjutkan
ke Candi Brahma.
Candi Siwa di tengah-tengah, memuat
lima ruangan, satu
ruangan disetiap arah
mata angin dan
satu garbagriha. Ruangan
timur terhubung dengan
ruangan utama tempat
bersemayam sebuah arca
siwa mahadewa setinggi
3 m. arca ini
memiliki Lakcana (atribut
atau simbol) siwa,
yaitu Chandrakapala
(tengkorak di atas
bulan sabit), Jatamakuta (mahkota
keagungan), dan Trinetra (mata
ketiga) di dahinya.
Arca ini memiliki
4 lengan yang
memegang atribut siwa,
seperti Aksamala (tasbih), Camara (rambut
ekor kuda pengusir
lalat), dan Trisula. Arca
ini mengenakan Upawita
(tali kasta) berbentuk
ular naga. Siwa
digambarkan menggunakan cawat
dari kulit harimau,
digambarkan dengan ukiran
kepala, cakar, dan
ekor harimau di pahanya.
Sebagian sejarawan beranggapan
bahwa arca siwa
ini merupakan perwujudan
dari raja balitung
sehingga setelah raja
ini wafat, arwahnya
dianggap bersatu kembali
dengan dewa penitisnya
yaitu siwa. Arca
siwa ini berdiri
di atas lapik Bunga Padma di atas
landasan persegi berbentuk
Yoni yang pada
sisi utaranya terukir
Ular Naga. Tiga
ruang yang lebih
kecil lainnya menyimpan
arca-arca yang ukurannya
lebih kecil yang
berkaitan dengan siwa.
Di dalam ruang
selatan terdapat Resi
Agastya, Arca Ganesha
putra siwa di
ruang barat, dan
di ruang utara
terdapat arca sakti
atau istri siwa, Durga Mahisasuramardini, yang
menggambarkan sebagai durga
pembasmi Mahisasura, Raksasa
Lembu yang menyerang
Swargaloka.
2) Candi Brahma
Luas dasar
candi ini 20 m2, dan
tingginya 37 m. di
dalam satu-satunya ruangan
yang ada, berdiri
Arca Brahma berkepala 4
dan berlengan 4.
Arca ini sebenarnya
sangat indah tetapi
sudah rusak. Salah
satu tangannya memegang
tasbih dan yang
satunya memegang Kamandalu.
Kekempat wajahnya menggambarkan
keempat kitab suci Weda masing-masing
menghadap keempat arah
mata angin. Keempat
lengannya menggambarkan keempat
arah mata angin.
Sebagai pencipta, ia
membawa air karena
seluruh alam keluar
dari air. Tasbih
menggambarkan waktu. Dasar
kaki candi juga
dikelilingi selasar yang
dibatasi Pagar Langkan
dimana pada dinding
langkan sebelah dalah
terpahat relief lanjutan
cerita Ramayana dan
relief serupa pada Candi Siwa hingga tamat.
3) Candi Wisnu
Bentuknya, ukuran,
dan hiasan dinding
luarnya sama dengan
Candi Brahma. Di
dalam satu-satunya ruangan
yang ada berdiri
Arca Wisnu bertangan
4 memegang Gada,
Cakra, Tiram. Pada
dinding langkan sebelah
dalam terpahat relief
cerita Kresna “Avatara” atau
penjelmaan Wisnu dan Balarama
(Baladewa) kakaknya.
4) Candi Nandi
Luas dasarnya
15 m2, dan
tingginya 25 m. di
dlam stau-satunya ruangan,
ada arca seekor
lembu jantan dalam
sikap merdeka dengan
panjang +2 m. di
sudut belakngnya disebelah
kiri dan kanannya
terdapat arca Dewa
Candra (Dewa Bulan)
dan Dewa Surya
(Dewa Matahari). Candra
yang bermata tiga
berdiri di atas
kereta yang ditarik
oleh 10 ekor kuda. Surya
berdiri di atas
kereta yang ditarik
oleh 7 ekor
kuda. Dan candi
ini sudah runtuh.
5) Candi Angsa
Candi ini
mempunyai satu ruangan
yang tidak berisi
apapun. Luas dasarnya
13 m2, dan
tingginya 22 m. mungkin
ruangan ini hanya
dipakai untuk kandang
angsa hewan yang
biasa dikendarai oleh Brahma.
6) Candi Garuda
Bentuk, ukuran,
serta hiasan dindingnya
sama dengan Candi
Angsa. Di dalam
satu-satunya ruangan yang
ada terdapat area
kecil yang berwujud
seekor Garuda di
atas seekor naga.
Garuda adalah kendaraan
Dewa Wisnu.
7) Candi Apit
Luas dasarnya
6 m2, dan
tingginya 16 m. ruangannya
kosong, mungkin candi
ini digunakan untuk
bersemedi sebelum memasuki
candi-candi induk. Karena
keindahannya ia mungkin
digunakan untuk menanamkan
estetika dalam kompleks
percandian prambanan.
8) Candi Kelir
Luas daerahnya
1,55 m2, dan
tingginya 4,10 m.
candi ini tidak
mempunyai tangga masuk,
fungsinya sebagai penolak
bala.
9) Candi Sudut
Ukuran candi-candi
ini sama dengan
Candi Kelir.
10) Candi Perwara
Dua dinding
berdenah bujur sangkar
yang mengurung dua
halaman dalam, tersusun
dengan orientasi sesuai
empat penjuru mata
angin. Dinding kedua
berukuran panjang 225
m di tiap
sisinya. Di antara
dua dinding ini
adalah halaman kedua
atau zona kedua.
Zona kedua terdiri
atas 224 candi
perwara yang disusun
dalam empat baris
konsentris. Candi-candi ini
dibangun di atas
empat undakan teras-teras
yang semakin ke
tengah sedikit semakin
tinggi. Empat baris
candi-candi ini berukuran
lebih kecil daripada
candi utama. candi
perwara disusun dalam
empat baris konsentris,
baris terdalam terdiri
atas 44 candi,
baris kedua 52
candi, baris ketiga
60 candi, dan
baris keempat sekaligus
baris terluar terdiri
atas 68 candi.
masing-masing Candi Perwara
ini berukuran tinggi
14 m dengan tapak
denah 6 x 6 m.
kesemua Candi Perwara
ini mempunyai satu
tangga dan pintu
masuk sesuai arah
hadap utamanya, kecuali
16 candi di
sudut yang memiliki
dua tangga dan
pintu masuk menghadap
ke dua arah luar.
Jika kebanyakan atap
candi di halaman
dalam zona inti
berbentuk wajra, maka
atap Candi Perwara
berbentuk ratna yang
melambangkan permata. Sesungguhnya
ada banyak candi
yang ada di
halaman ini, akan
tetapi hanya sedikit
yang telah dipugar.
Bentuk Candi Perwara
ini dirancang seragam.
Sejarawan menduga bahwa
candi ini dibiayai
dan dibangun oleh
penguasa daerah sebagai
tanda bakti dan
persembahan bagi Raja.
Sementara ada pendapat
yang mengaitkan empat
baris Candi Perwara
melambangkan empat Kasta,
dan hanya orang-orang
anggota kasta itu
yang boleh memasuki
dan beribadah di
dalamnya. Baris paling
dalam hanya boleh
dimasuki Kasta Brahmana,
berikutnya hingga baris
terluar adalah barisan
candi untuk Ksatria,
Waisya, dan Sudra.
Sementara pihak lain
menganggap tidak ada
kaitannya antara candi
perwara dan empat
kasta. Barisan Candi
Perwara mungkin dipakai
untuk beribadah atau
tempat bertapa bagi Pendeta dan
umatnya.
6. Museum Prambanan
Di dalam
kompleks taman purbakala
Candi Prambanan terdapat
sebuah museum yang
menyimpan berbagai temuan
benda bersejarah Purbakala.
Museum ini terletak
di sisi Utara
Candi Prambanan, antara
Candi Prambanan dan Candi Lumbung.
Museum ini dibangun
dalam arsitektur tradisional
Jawa, berupa Rumah
Joglo. Koleksi yang
tersimpan di museum
ini adalah berbagai
batu-batu candi dan
berbagai arca yang
ditemukan di sekitar
lokasi Candi Prambanan,
misalnya arca Lembu
Nandi, Resi Agastya,
arca Durga Mahisasuramardini, termasuk
pula batu Lingga
Siwa sebagai lambang
kesuburan. Replika harta
karun emas temuan
Wonoboyo, berupa mangkuk
berukir Ramayana, Gayung,
Tas, Uang, dan
perhiasan Emas, juga
dipamerkan di museum
ini. Temuan Wonoboyo
yang asli kini
disimpan di Museum
Nasional Indonesia di
Jakarta. Replika model
arsitektur beberapa candi
seperti Candi Prambanan
sendiri, Candi Borobudur,
Candi Plaosan juga
dipamerkan di museum
ini. Museum ini
dapat dimasuki secara
gratis oleh pengunjung
taman purbakala prambanan
karena tiket masuk
taman wisata sudah
termasuk museum ini.
Pertunjukan audio visual
mengenai Candi Prambanan
juga ditampilkan di
sini.
7. Peristiwa Kontemporer
Pada awal tahun
1990-an pemerintah memindahkan
pasar dan kampung
yang merebak secara
liar di sekitar
candi, menggusur kawasan
perkampungan dan sawah
di sekitar candi,
dan memugarnya menjadi
taman purbakala. Taman
purbakala ini meliputi
wilayah yang luas
di tepi jalan
raya Yogyakarta-Solo di
sisi selatannya, meliputi
seluruh kompleks Candi
Prambanan termasuk Candi
Lumbung, Candi Bubrah,
dan Candi Sewu di sebelah
utaranya. Pada tahun
1992 pemerintah Indonesia
perusahaan milik Negara,
persero PT Taman
Wisata Candi Borobudur,
Candi Prambanan, dan Ratu Baka bertugas mengelola
taman wisata purbakala
di Candi Borobudur,
Prambanan, dan Ratu
Baka, serta kawasan
sekitarnya. Candi Prambanan
adalah salah satu
daya tarik wisata
terkenal di Indonesia
yang banyak dikunjungi
Wisatawan dalam negeri
maupun Wisatawan Mancanegara.
Tepat di beberapa
Sungai Opak dibangun
kompleks panggung dan
gedung pertunjukan Trimurti
yang secara rutin
menggelar pertunjukan sendratari
Ramayana. Panggung terbuka
Trimurti tepat terletak
di seberang candi
di tepi barat Sungai Opak dengan latar
belakang Candi Prambanan
yang disoroti lampu.
Panggung terbuka ini
hanya digunakan pada
musim kemarau, sedangkan
pada musim hujan,
pertunjukan dipindahkan di
panggung tertutup. Tari Jawa wayang
orang Ramayana ini
adalah tradisi Adiluhung
Keraton Jawa yang
telah berusia ratusan
tahun, biasanya dipertunjukkan di
keraton dan mulai
dipertunjukkan di prambanan
pada saat bulan
purnama sejak tahun
1960-an. Sejak saat
itu prambanan telah
menjadi daya tarik
wisata budaya dan
purbakala utama di
Indonesia.
Setelah pemugaran
besar-besaran tahun 1990-an,
prambanan juga kembali
menjadi pusat ibadah
agama Hindu di Jawa. Kebangkitan
kembali nilai keagamaan
prambanan adalah karena
terdapat cukup banyak
masyarakat penganut Hindu,
baik pendatang dari Bali atau
warga Jawa yang
kembali menganut Hindu
yang bermukim di
Yogyakarta, Klaten, dan
sekitarnya. Setiap tahun
warga Hindu dari
provinsi Jawa Tengah
dan Yogyakarta berkumpul
di Candi Prambanan
untuk menggelar upacara
pada hari suci Galungan, Tawur
Kesanga, dan Nyepi.
Pada 27 Mei
2006 gempa bumi
dengan kekuatan 5,9
skala ritcher (sementara
United States Geological
Survey) melaporkan kekuatan
gempa 6,2 skala
ritcher menghantam Bantul
dan sekitarnya. Gempa
ini menyebabkan kerusakan
hebat terhadap banyak
bangunan dan kematian
pada penduduk sekitar.
Gempa ini berpusat
pada patahan tektonik
opak yang patahannya
sesuai arah lembah
sungai opak dekat Prambanan. Salah
satu bangunan yang
rusak parah adalah
kompleks Candi Prambanan,
khususnya Candi Brahma.
Foto awal menunjukkan
bahwa meskipun kompleks
bangunan tetap utuh,
kerusakan itu cukup
signifikan. Pecahan batu
besar, termasuk panil-panil
ukiran, dan Kemuncak
Wajra berjatuhan dan
berserakan di atas
tanah. Candi-candi ini
sempat ditutup dari
kunjungan wisatawan hingga
kerusakan dan bahaya
reruntuhan dapat diperhitungkan. Balai Arkeologi Yogyakarta
menyatakan bahwa diperlukan
waktu berbulan-bulan untuk
mengetahui sejauh mana
kerusakan yang diakibatkan
gempa itu. Beberapa
minggu kemudian, situs
ini kembali dibuka
untuk kunjungan wisata.
Pada tahun 2008,
tercatat sejumlah 856.029
Wisatawan Indonesia dan
114.951 Wisatawan Mancanegara
mengunjungi Prambanan. Pada
06 Januari 2009,
pemugaran Candi Nandi selesai. Pada
tahun ini juga
ruang dalam candi
utama tertutup dari kunjungan Wisatawan
atas alasan keamanan.
8. Relief
·
Ramayana
dan khrisnayana
Candi ini dihiasi
relief naratif yang menceritakan
epos Hindu Ramayana dan
khrishnayana. Relief
berkisah ini diukirkan
pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang
mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan
ke kiri dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi. Kisah Ramayana bermula
di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi Brahma temple. Pada
pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang menceritakan
kehidupan Krishna
sebagai salah satu awatara
Wishnu. Relief Ramayana
menggambarkan bagaimana Sinta istri Rama
diculik oleh Rahwana. Panglima bangsa Wanara (kera), hanuman, datang ke Alengka
untuk membantu Rama mencari Shinta.
·
Lokapala, brahmana,
dan dewata
Di seberang
panel naratif relief,
di atas tembok tubuh candi di sepanjang galeri dihiasi arca-arca
dan relief yang
menggambarkan para dewata
dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa surgawi penjaga
penjuru mata angin
dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara
arca para brahmana penyusun kitab
weda terdapat di
candi Brahma.
Di candi Wishnu terdapat arca dewata
yang diapit oleh dua
aspara atau bidadari
kahyangan.
·
Panil
prambanan : singa dan
kalpataru
Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi
oleh barisan relung (ceruk)
yang menyimpan arca singa diapit
oleh dua panil
yang menggambarkan pohon
hayat kalpataru. Pohon
suci ini dalam mitologi Hindu-Buddha
dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Di kaki
pohon Kalpataru ini
diapit oleh pasangan kinnara-kinnari (hewan
ajaib bertubuh burung berkepala manusia), atau
pasangan hewan lainnya,
seperti burung, kijang,
domba, monyet, kuda,
gajah, dan lain-lain. Pola
singa diapit kalpataru adalah
pola khas yang hanya
ditemukan di Prambanan,
karena itulah disebut
"Panil Prambanan".
·
Candi
lain di sekitar
prambanan
Dataran kewu atau
dataran Prambanan adalah dataran subur yang
membentang antara lereng selatan kaki gunung
merapi di utara dan jajaran pegunungan
kapur Sewu di selatan,
dekat
perbatasan Yogyakarta dan klaten , Jawa Tengah. Selain candi Prambanan, lembah dan
dataran di sekitar Prambanan kaya akan peninggalan arkeologi candi-candi Buddha paling awal dalam sejarah Indonesia, serta candi-candi Hindu. Candi
Prambanan dikelilingi candi-candi Buddha. Masih di
dalam kompleks taman wisata purbakala, tak jauh di sebelah utara candi Prambanan terdapat reruntuhan candi
lumbung dan candi
bubrah. Lebih ke utara
lagi terdapat candi
sewu, candi Buddha terbesar kedua setelah
Borobudur. Lebih jauh
ke
timur terdapat candi
plaosan. Di arah barat
Prambanan terdapat candi
kalasan dan candi
sari. Sementara di arah selatan terdapat candi
sojiwon dan candi
ratu baka yang terletak di atas
perbukitan, serta candi
banyunibo, candi barong,
dan candi
ijo. Dengan ditemukannya begitu banyak
peninggalan bersejarah berupa candi-candi
yang hanya berjarak beberapa ratus meter
satu sama lain, menunjukkan bahwa kawasan di sekitar
Prambanan pada zaman
dahulu kala adalah kawasan
penting. Kawasan yang memiliki
nilai penting baik dalam
hal keagamaan, politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Kekayaan situs arkeologi, serta kecanggihan dan keindahan candi-candinya menjadikan dataran
prambanan tak kalah
dengan kawasan bersejarah terkenal lainnya di Asia
Tenggara, seperti situs arkeologi
kota purbakala Angkor,
bagan, dan Ayutthaya.
BAB
III
KESIMPULAN, SARAN,
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan
dan uraian tentang
candi prambanan di
atas, maka penulis
dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Manfaat candi Prambanan
bagi
pelajar untuk mengenal
lebih luas dan
mendalam tentang sejarah
candi Prambanan, benda-benda
bersejarah yang ada
di dalam candi Prambanan, serta
memberi motivasi bagi
pelajar supaya lebih
peduli dengan peninggalan
yang sangat bersejarah,
serta menjaganya agar
tidak dirusak oleh
tangan jail manusia.
2. Candi Prambanan
merupakan peninggalan pada
zaman dahulu baik
sebagai tempat suci
atau tempat beribadah
bagi umat Hindu
dan tempat dilaksanakannya upacara-upacara penting
bagi kerajaan zaman
dahulu dan agama
Hindu. Kini, candi Prambanan berperan
sangat penting sebagai
sarana ilmu pengetahuan
terutama dalam bidang
pendidikan di kalangan
pelajar.
3. Candi Prambanan
juga merupakan salah
satu peranan dalam
melestarikan kebudayaan bangsa.
Demikian kesimpulan
yang dapat penulis
simpulkan dari data-data
di atas yang
ada dalam observasi
di candi Prambanan.
B. Saran
Sesuai dengan
hasil penelitian dan
kesimpulan yang diperoleh,
maka dalam hal
ini penulis memberikan
saran sebagai berikut :
1. Kepada kepala
sekolah MAN 2 Metro yang
telah mengadakan kegiatan
karya wisata, kami
berharap kegiatan ini
dapat selalu dilaksanakan
setiap tahunnya, karena
sangat penting bagi
pengembangan wawasan siswa/siswi.
2. Bagi pelajar
khususnya dan bagi
masyarakat umumnya, dengan
adanya candi prambanan
atau peninggalan bersejarah
lainnya, agar dijaga
kelestariannya serta adanya
perkembangan dalam melengkapi
fasilitas yang belum
terpenuhi dalam kompleks
candi Prambanan.
3. Pemerintah diharapkan
dapat memberi bantuan
modal maupun motivasi
untuk meningkatkan kesempurnaan
dalam pemugaran candi Prambanan maupun
dalam pembangunan fasilitas
lain yang berada
di lingkungan candi Prambanan.
4. Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di kompleks
candi Prambanan khususnya
dalam menjaga benda-benda
bersejarah yang ada
di candi Prambanan.
5. Kepada pengunjung,
supaya dapat selalu
menjaga kebersihan wilayah
candi Prambanan dan
dapat menjaga keindahan
serta keaslian candi Prambanan.
6. Dan kepada
pengurus candi Prambanan
agar selalu menjaga
ketertiban supaya kompleks
percandian Prambanan tidak
di rusak oleh
tangan-tangan jail.
C. PENUTUP
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat
Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan paper ini
guna untuk melengkapi
persyaratan untuk mengikuti
UAMBN/UN pada Madrasah
Aliyah Negeri 2
Metro Tahun Pelajaran
2012/2013.
Dengan demikian,
hasil paper yang
telah penulis susun
dengan penuh ketekunan
serta keuletan, namun
penulis menyadari bahwa paper ini
masih banyak kekurangan
dan kejanggalannya.
Harapan penulis
mudah-mudahan paper ini
dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada
semua pihak yang
telah membantu dalam
penyelesaian karya tulis
ini. Semoga amal
baik kita diridhoi
oleh Allah SWT. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Unit Taman Wisata Candi Prambanan.
Candi Prambanan. Klaten : PT. Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu
Baka.
Drs. Safroedin Bahar. 1991. Perjuangan Menuju Persatuan dan kesatuan
Bangsa. Semarang : PT Mandira jaya Abadi.
Suyatmo .
2009. Candi Prambanan. Surabaya : Yudhistira.
DAFTAR RIWAYAT
HIDUP
Nama : Afni Septiya
Fitri
Tempat, tanggal
lahir : Sukasari,
24 September 1995
Alamat : Sukasari
Kec. Mesuji Raya
Kab. Ogan Komering
Ilir
(OKI) Prov. Sumatera
Selatan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 1
dari 2 bersaudara
Nama
orang tua
Ayah : Suhadi
Ibu : Nurul
Khotimah
Pekerjaan
orang tua
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Wiraswasta
Riwayat
pendidikan : SD
Negeri 2 Sukasari
(2001-2007)
MTs Al-Ittifaqiah
Indralaya (2007-2010)
MA
Negeri 2 Metro
(masih di tempuh)
Hobi : Membaca
dan Menulis
Cita-cita : Apoteker
0 komentar:
Posting Komentar